Matematika :

Jun 9, 2011

Pendidikan Integral Suatu Keharusan

Agus Salim
Guru SD Al Muslim Waru, Cabang Jawa TimurFalsafah Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Bangun Karso, Tutwuri Handhayani membutuhkan keteladanan seluruh komponen pendidikan, terutama guru. Sebab guru adalah ikon untuk bisa digugu dan ditiru (dituruti kata-katanya dan dijadikan tauladan perilakunya). Oleh itu keteladanan guru merupakan suatu keharusan.Sehingga tujuan pendidikan nasional: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, dapat terwujud. Perwujudan tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai jika integritas moral dan spiritual dalam proses pendidikan hanya merupakan sebuah slogan semata.Sadarilah, bahwa tujuan pendidikan adalah mendidik akhlak, memberikan pembinaan agama dan dunia, memberikan sesuatu yang berguna, memberikan pengetahuan, dan memberikan keterampilan hidup (Falsafah al Tarbiyah al Islamiyah, Musthafa Athiyah, 1969). Hal tersebut sesuai pula dengan acuan operasional Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), bahwa: keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh.Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang pembentukan iman, taqwa serta akhlak mulia. Pembentukan iman, taqwa serta akhlak mulia merupakan wujud pendidikan integral. Dan itu menuntut seluruh komponen pendidikan; baik guru, siswa, tenaga kependidikan, serta kurikulum yang mengarah pada perbaikan moral.Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka ilmu pengetahuan harus diberikan secara utuh, tidak parsial, atau sekuler. Artinya anak didik tidak hanya diberi pengetahuan secara kognitif semata, namun disertai dengan kesadaran akan Tuhan-nya ~ranah afektif. Sehingga akan melahirkan pribadi yang beradab dalam ranah psikomotoriknya, jujur dan amanah. Sebab kejujuran dan rasa tanggungjawab itu merupakan pilar utama dalam membangun sebuah peradaban dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Untuk mengoptimalkan tujuan tersebut, maka guru harus memperbaiki diri lebih dahulu dan memberikan landasan spiritual pada setiap mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Ketahuilah, spiritualitas itu tidak hanya milik pendidikan agama. Namun seluruh ilmu pengetahuan itu mengandung nilai-nilai spiritual juga. Kenapa? Karena pengetahuan itu bersumber dari sang Clausa Prima, al `Aliim, Yang Maha Mengetahui. Dengan landasan kesadaran berketuhanan atau kesadaran spiritual itu diharapkan output dan outcome peserta didik adalah manusia yang berakhlak mulia.Pendidikan integral ini mendesak untuk implementasikan mengingat gelombang dekadensi moral semakin menggerogoti anak bangsa tercinta. Angkat sebuah misal, kasus Ver (17), PSK ABG itu Ranking 10 SMP Favorit di Surabaya, (Harian Surya, Minggu, 10 Oktober 2010). Atau, pengrebekan dua pelajar SMA yang melakukan adegan hot di sebuah Warnet di Kalijudan Surabaya baru-baru ini. Dan contoh mengenaskan lainnya, Geger Video Dua Anak SMP di Tulungagung (Harian Surya, Jumat, 7 Januari 2011).Kasus-kasus tersebut dilakukan oleh anak-anak yang masih berstatus siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan atas (SMA). Sungguh hal tersebut merupakan tamparan bagi dunia pendidikan karena belum mampu menghasilkan anak didik yang bertanggungjawab. Hal tersebut merupakan akibat dari hilangnya kesadaran spiritual dalam pendidikan dan lemahnya kontrol serta peran masyarakat dalam menanamkan pendidikan moral.Agar kasus-kasus seperti di atas tidak mewabah, maka pendidikan integral yang menyinergikan antara pengetahuan dan akhlak bagi anak didik mendesak untuk kita maksimalkan. Mengingat semua itu merupakan tanggungjawab kita bersama, maka seluruh komponen bangsa harus dilibatkan dalam proses pendidikan secara menyeluruh. Dengan harapan pada dekade yang akan datang kita bisa menatap masa depan yang lebih cemerlang dan memiliki berkepribadian utuh. Semoga kita -terutama para guru- mampu melahirkan pribadi yang bertanggung jawab sebagaimana amanah tujuan pendidikan nasional.
Dimuat diharian Surya, 31 Januari 2011 sebagai kelanjutan program Gerakan Guru Menulis IGI

No comments:

Post a Comment

Jika ada yang ingin disampaikan tentang isi blog ini, mohon kiranya berkenan untuk memberikan komentar di sini

 

© Copyright yusuf blog 2010 -2011 | Design by Yusuf Blog | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...