Lovotic, Robot Kasih Sayang dari Singapura

Cinta tidak dapat dibeli, tapi insinyur dari National University of Singapore (NUS) memutuskan menciptakan cinta. Mereka membuat robot berbentuk setengah lingkaran sebesar helm yang mampu membangun cinta dengan manusia.

Robot penuh kasih sayang tersebut bernama Lovotic. Robot ini diciptakan oleh Hooman Samani, peneliti kecerdasan artifisial di Laboratorium Robotika Sosial NUS. Ia menjabarkan konsep robot kasih sayang ini ke dalam 11 makalah ilmiah sampai akhirnya memutuskan menghadirkannya ke dunia nyata.

Untuk menciptakan robot ini, Samani menyertakan hormon artifisial ke dalam tubuh robot. Hormon robot meniru semua yang terdapat pada manusia, seperti hormon oksitosin, dopamin, serotonin, dan endorfin. Seperti pada manusia, kombinasi jumlah hormon ini menentukan tingkat kasih sayang robot.

Dari sisi psikologi, Samani menyalin kerja kasih sayang di dalam otak manusia menggunakan pemindai MRI. Dari sinilah ia bisa menentukan respons cinta yang diberikan robot kepada manusia.

Kombinasi kerja hormon dan psikologi ini yang membuat Lovotic memiliki cinta yang nyata. Robot ini bisa mengungkapkan rasa gembira, puas, cemburu, marah, atau jijik. Lovotic mempertontonkan kasih sayang dengan gerakan turun-naik, berputar, bergeser, bergetar, dan berpaling. Robot juga dilengkapi lampu yang bersinar dalam berbagai warna dan speaker yang bersuara sesuai dengan luapan perasaan.

Bagaimana cara menjalin kasih sayang dengan robot? Robot bikinan Samani dibuat sensitif terhadap interaksi, seperti sentuhan, pelukan, dan ciuman. Robot juga memiliki kamera yang mendeteksi aktivitas pemiliknya dengan manusia lain. "Lovotic akan cemburu jika pemiliknya terlalu akrab dengan orang lain," ujar Samani dalam video presentasinya.

Tujuan utama pembuatan Lovotic adalah mendorong manusia melangkah ke dalam era hubungan intensif dengan robot. Hubungan ini bisa membantu manusia yang ingin mengadopsi anggota baru dalam kehidupan berkeluarga.