Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) milik NASA diperkirakan akan
jatuh menumbuk bumi pada Sabtu, 24 September mendatang, sekitar pukul 09.00
WIB. Satelit tersebut sekarang berada pada ketinggian 180 kilometer, dan dua
kali melintasi Indonesia dalam satu hari.
"Bisa jatuh beberapa jam lebih awal atau lebih akhir dari waktu
perkiraan tersebut," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, kepada Tempo di gedung BPPR, Jakarta, kemarin.
Tingkat akurasi perkiraan waktu jatuh bisa lebih baik jika perhitungan
dilakukan saat satelit mencapai ketinggian 120 kilometer dari permukaan bumi.
Pada ketinggian ini, UARS mulai jatuh dengan kecepatan tinggi sehingga peneliti
bisa menentukan waktu jatuh satelit hingga mencapai ketelitian dalam tingkatan
menit.
Pada ketinggian itu, kecepatan bisa
meningkat hingga puluhan kilometer per jam,"
ujarnya. Pada ketinggian kritis
120 kilometer, satelit mulai terbakar di atmosfer. Tiap bagian satelit mulai
terpisah. Mesin terbakar habis
dan menghasilkan cahaya, sementara terdapat 26 bagian lain yang bertahan dan
jatuh ke bumi.
"Rongsokan terbesar memiliki berat hingga 150 kilogram,"
ujarnya.
Meski bisa meramalkan waktu jatuh satelit, Lapan tidak dapat menentukan
lokasi jatuhnya. Dalam satu menit, satelit bisa menempuh lintasan hingga
ratusan kilometer.
Ketika rongsokan satelit milik Cina jatuh pada 2003, Lapan dapat
menaksir waktu jatuh satelit hingga ke tingkat ketelitian beberapa menit.
Proyeksi lokasi jatuh pada saat itu juga hanya membentuk garis lurus yang
menghubungkan Jazirah Arab dan Pulau Jawa. "Rongsokan satelit Cina akhirnya
jatuh di Bengkulu," ujarnya.
Lapan baru mengetahui lokasi persis satelit Cina itu dari penduduk
setempat. Mereka melaporkan kilatan cahaya terang di langit malam disusul bunyi
ledakan dan getaran di permukaan bumi. Kami sangat bergantung pada laporan masyarakat untuk mengetahui lokasi persis jatuhnya satelit.
Lapan sendiri memiliki sistem pemantauan benda
jatuh angkasa yang dibangun sejak 2009 menggunakan perangkat lunak Track-It.
Perangkat lunak ini bisa mengukur waktu jatuh satelit hingga tingkat ketelitian
beberapa menit.
Sumber : Koran Tempo
No comments:
Post a Comment
Jika ada yang ingin disampaikan tentang isi blog ini, mohon kiranya berkenan untuk memberikan komentar di sini