Jakarta, Orangtua kadang suka
kesal atau marah-marah jika melihat anaknya selalu membuat masalah atau nakal.
Namun psikolog mengungkapkan bahwa anak yang nakal adalah anak yang cerdas.
“Saat ini
konsep kecerdasan sedang booming di masyarakat dan anak yang pintar selalu
identik dengan anak yang jago matematika. Padahal anak yang cerdas itu adalah
anak yang bisa menemukan hal-hal baru,” ujar Efnie Indrianie, MPsi, seorang
psikolog anak dari Psychobiometric dalam acara Inovasi Sidik Jari Cerdas
Frisian Flag 2011 Bantu Ibu Berikan Stimulasi Optimal untuk si Kecil di Giggle
FX Jakarta, Selasa (22/2/2011).
Psikolog yang akrab disapa
Pipin ini menuturkan anak yang cerdas itu adalah anak yang suka membuat
masalah, hal ini berarti anak tersebut memiliki kreativitas tinggi atau
termasuk anak yang kreatif.
Anak yang kreatif umumnya
bisa menemukan hal-hal baru atau berhasil menemukan suatu masalah, dan jika
dilihat lebih jauh ke dalam otaknya maka sinapsis-sinapsis (pertemuan antara
ujung saraf dengan saraf lainnya) akan terlihat ruwet.
Jika sinapsis di otak ruwet
menandakan adanya koneksi yang bagus antara sel-sel saraf di otak, serta hal
ini berarti anak mendapatkan stimulasi yang baik dalam perkembangan otaknya.
“Anak yang nakal atau usil
itu karena tidak ada yang bisa dia kerjakan, jadinya ia malah jahil ke
teman-temannya atau justru mencari-cari masalah,” ujar psikolog yang menjadi
Kepala Bidang Kajian Psikologi Perkembangan Universitas Kristen Maranatha
Bandung.
Pipin menuturkan dalam hal
ini orangtua harus menyalurkan apa yang dimiliki oleh anaknya, misalnya
menyediakan alat-alat atau sesuatu yang bisa dikerjakan untuk menyalurkan bakat
kreativitas si anak.
Sisi kreativitas ini
termasuk ke dalam salah satu soft skill yang dimiliki anak, selain kreativitas
ada juga beberapa soft skill lainnya yang dimiliki oleh anak yaitu:
1. Kepercayaan diri, ada anak
yang memiliki kepercayaan diri tinggi, tapi ada juga yang memiliki demam
panggung misalnya berani jika di dalam rumah tapi begitu di luar rumah atau
bertemu dengan orang lain ia menjadi pendiam atau malu-malu.
2. Kepedulian, ada anak yang
memang sudah memiliki kepedulian sejak kecil. Misalnya ia hanya memiliki satu
kue tapi temannya ada dua, maka dengan sendirinya ia akan membagi kue tersebut
menjadi 3 lalu membagikan satu per satu ke teman-temannya.
3. Inisiatif, ada anak yang
memang diketahui memiliki inisiatif tinggi sehingga ia cenderung responsif.
4. Kreativitas, ada anak yang
diketahui memiliki kreativitas tinggi tapi ada juga yang tidak.
Enewslletter-disdik
No comments:
Post a Comment
Jika ada yang ingin disampaikan tentang isi blog ini, mohon kiranya berkenan untuk memberikan komentar di sini