Sebagian besar planet
kita diselimuti air. Samudra dan laut menempati tiga perempat bagian permukaan
bumi, sementara pada daratannya sendiri terdapat sungai dan danau yang tidak
terhitung jumlahnya. Salju dan es di puncak gunung-gunung tinggi adalah air dalam
bentuk bekunya. Sejumlah besar air bumi berada di langit: Setiap awan
mengandung ribuan-terkadang jutaan-ton air dalam betuk uap. Dari waktu ke
waktu, sebagian uap air ini berubah menjadi tetesan dan jatuh ke tanah: dengan
kata lain, turun hujan. Bahkan udara yang Anda hirup sekarang mengandung
sejumlah uap air.
Singkatnya, belahan
mana pun dari permukaan bumi yang Anda lihat, Anda pasti akan melihat air di
suatu tempat. Bahkan, ruangan tempat Anda duduk pada saat ini barangkali
mengandung sekitar empat puluh sampai lima puluh liter air. Lihatlah ke
sekeliling. Anda tidak bisa meli-hatnya? Lihat lagi, lebih cermat, kali ini
dengan mengalihkan mata Anda dari tulisan ini dan amatilah tangan, lengan,
kaki, serta tubuh Anda. Andalah 40-50 liter air itu!
Andalah, karena
sekitar 70% tubuh manusia adalah air. Sel tubuh Anda mengandung pelbagai macam
zat tetapi tak ada yang sebanyak atau sepenting air. Bagian terbesar dari darah
yang beredar di setiap tempat dalam tubuh Anda tentu saja air. Tetapi ini tidak
hanya berlaku bagi Anda sendiri atau orang lain: sebagian besar tubuh semua
makhluk hidup adalah air. Tanpa air, tampaknya kehidupan tidak mungkin ada.
Air adalah zat yang
dirancang secara khusus untuk menjadi dasar kehidupan. Setiap sifat fisik dan
kimianya khusus diciptakan untuk kehidupan. Informasi berikut saya ambil dari
buku karya Harun Yahya
Kesesuaian Air
Ahli biokimia, A. E.
Needham, dalam bukunya The Uniqueness of Bio-logical Materials, menunjukkan
betapa pentingnya cairan bagi pemben-tukan kehidupan. Jika hukum alam semesta
memungkinkan keberadaan zat padat atau gas saja, maka tidak akan pernah ada kehidupan.
Alasan-nya adalah bahwa atom-atom zat padat berikatan terlalu rapat dan terlalu
statis dan sama sekali tidak memungkinkan proses molekuler dinamis yang penting
bagi terjadinya kehidupan. Sebaliknya, dalam gas, atom-atom bergerak bebas dan
acak: Mekanisme kompleks bentuk kehidupan tidak mungkin berfungsi dalam
struktur seperti itu.
Singkatnya,
lingkungan cair mutlak dibutuhkan dalam proses-proses pembentukan kehidupan.
Yang paling ideal dari semua cairan-atau te-patnya, satu-satunya cairan ideal-
untuk tujuan ini adalah air.
Kenyataan bahwa air
memiliki sifat-sifat yang sangat sesuai untuk kehidupan menarik perhatian
ilmuwan sejak dulu. Namun, usaha per-tama untuk menyelidikinya secara
terperinci adalah Astronomy and Gener-al Physics Considered with Reference
to Natural Theology, sebuah buku yang ditulis oleh naturalis Inggris, William
Whewell, yang diterbitkan pada tahun 1832. Whewell telah menguji sifat termal
air dan mencermati bahwa beberapa di antaranya tampak melanggar hukum alam yang
diyakini. Ke-simpulan yang ditariknya dari pengujian ini adalah bahwa
ketidakkon-sistenan ini harus dianggap sebagai bukti bahwa zat ini telah
diciptakan khusus demi keberadaan kehidupan.
Analisis paling
komprehensif tentang kesesuaian air bagi kehidupan muncul dari Lawrence
Henderson, seorang profesor dari Departemen Kimia Biologi Universitas Harvard,
sekitar satu abad setelah buku Whe-well. Dalam bukunya, The Fitness of the
Environment, yang sebagian orang kemudian menyebutnya “Karya ilmiah paling
penting pada perempat pertama abad ke-20″, Henderson sampai pada kesimpulan
mengenai lingkungan alam dunia kita, sebagai berikut:
Kesesuaian…
(dari senyawa-senyawa ini menghasilkan) serangkaian sifat yang sangat atau
hampir unik pada air, karbon dioksida, senyawa-senyawa karbon, hidrogen, dan
oksigen, serta lautan-sangat banyak, sangat ber-variasi, sangat lengkap di
antara semua yang diamati dalam permasalahan ini, sehingga bersama-sama mereka
membentuk kesesuaian yang tentu saja paling mungkin.
Sifat Panas Air yang
Luar Biasa
Salah satu pokok
bahasan dalam buku Henderson adalah sifat termal air. Henderson menjelaskan
bahwa ada lima macam sifat termal air yang tidak biasa:
1) Semua zat padat
yang dikenal akan menyusut jika semakin dingin. Ini juga terjadi pada semua zat
cair yang dikenal: Ketika suhunya menu-run, zat cair ini kehilangan volume.
Ketika volume berkurang, kekerapan meningkat sehingga bagian yang lebih dingin
dari zat cair itu menjadi lebih berat. Ini sebabnya volume bentuk padat suatu
zat lebih besar dari-pada bentuk cairnya. Ada satu kasus di mana “hukum” ini
dilanggar: air. Seperti zat cair lain, volume air menyusut ketika suhunya
turun, namun ini berlaku hanya sampai pada suhu tertentu (4oC) dan seterusnya tidak
seperti semua zat cair lainnya yang diketahui-air tiba-tiba mengembang dan
ketika akhirnya air membeku, air semakin mengembang. Sebagai akibatnya, “air
padat” lebih ringan daripada “air cair”. Menurut hukum fisika normal, air
padat, yang disebut es, seharus-nya lebih berat daripada air cair, dan
seharusnya tenggelam ketika menjadi es; namun ternyata, es mengapung.
2)
Ketika es mencair atau air menguap, es atau air menyerap panas dari
lingkungannya. Ketika transisi tersebut dibalik (yaitu ketika air mem-beku atau
uap mengembun, panas dilepaskan. Dalam fisika istilah “panas laten (latent heat)”
digunakan untuk menggambarkan panas yang dilepas-kan tersebut. Semua zat
cair mempunyai panas laten seperti itu namun air termasuk di antara zat cair
yang mempunyai panas laten tertinggi. Pada suhu “normal”, satu-satunya zat cair
dengan panas laten lebih tinggi dari air ketika membeku adalah amonia. Di sisi
lain, dalam kaitannya dengan sifat panas laten pada pengembunan, tidak ada zat
cair yang bisa mengimbangi air.
3) “Kapasitas termal”
air, yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu air per satu
derajat, lebih tinggi dari kebanyakan zat cair lainnya.
4) Daya hantar panas
air, kemampuannya untuk menghantarkan pa-nas, paling tidak empat kali lebih
besar daripada zat cair lainnya.
5) Sebaliknya, daya
hantar panas es dan salju rendah.
Sampai di sini Anda
mungkin bertanya-tanya, apa gunanya kelima sifat fisik yang tampak begitu
teknis ini. Ternyata, setiap sifat itu sangat penting karena kehidupan secara
umum dan kehidupan diri kita dimung-kinkan di dunia ini terutama karena kelima
sifat tersebut demikian adanya.
Sekarang mari kita
cermati satu per satu.
Efek Pembekuan “Dari
Atas ke Bawah”
Zat cair lain membeku
dari bawah ke atas; air membeku dari atas ke bawah. Ini merupakan sifat pertama
yang tidak biasa dari air, dan ini sangat penting untuk keberadaan air di
permukaan bumi. Kalau air tidak bersifat demikian, artinya es tidak mengapung,
sebagian besar air planet kita akan terperangkap dalam es dan kehidupan tidak
mungkin ada di laut, danau, kolam, dan sungai.
Mari kita cermati
secara terperinci mengapa demikian. Banyak tem-pat di dunia ini di mana suhu
turun di bawah 0oC pada musim dingin, se-ring bahkan lebih rendah lagi. Suhu
sedingin itu tentu saja akan mem-pengaruhi air di laut, danau, dsb. Air semakin
dingin dan bagian-bagian-nya mulai membeku. Jika es tidak berperilaku seperti
sekarang ini (atau tidak mengambang), es akan tenggelam ke dasar sementara
bagian air yang lebih hangat akan naik ke permukaan dan terkena udara.
Tetapi suhu udara itu
masih membekukan sehingga bagian air ini akan membeku juga dan tenggelam.
Proses ini akan berlanjut sampai tidak tersisa air cair sama sekali. Namun
bukan itu yang terjadi. Melain-kan sebaliknya: Ketika air semakin dingin, air
menjadi lebih berat sampai suhunya mencapai 4oC, pada titik ini segala
sesuatunya tiba-tiba berubah. Setelah itu, air mulai mengembang dan menjadi
lebih ringan seiring me-nurunnya suhu. Akibatnya, air bersuhu 4oC tetap di
bawah, air bersuhu 3oC berada di atasnya, air bersuhu 2oC berada di atasnya
lagi dan seterusnya. Pada permukaan sajalah suhu air benar-benar mencapai 0oC
dan di situ air membeku. Namun hanya permukaan yang membeku: Lapisan air
bersuhu 4oC di bawah es tetap cair dan itu cukup bagi makh-luk hidup dan
tanaman bawah air untuk terus hidup.
(Perlu dijelaskan di
sini bahwa sifat kelima air-daya hantar panas es dan salju yang rendah-juga
penting dalam proses ini. Karena es dan salju merupakan penghantar panas yang
buruk, lapisan es dan salju mencegah panas pada air bagian bawah terlepas ke atmosfer.
Akibatnya, kalaupun suhu udara mencapai -50oOC, tebal lapisan es laut tidak
akan pernah lebih dari satu atau dua meter dan akan terdapat banyak retakan di
dalamnya. Makhluk seperti anjing laut dan pinguin yang hidup di daerah kutub
dapat mengambil keuntungan dari keadaan ini untuk men-capai air di bawah es.)
Sekali lagi, mari kita
memikirkan apa yang akan terjadi jika air tidak berperilaku seperti itu dan
sebaliknya berperilaku “normal”. Misalkan air menjadi semakin berat ketika suhu
semakin rendah, seperti zat cair lainnya, dan es tenggelam. Lantas bagaimana?
Dalam kasus seperti
itu, proses pembekuan di samudra dan laut akan dimulai dari bawah dan berlanjut
ke semua bagian di atas, karena tidak ada lapisan es di permukaan yang mencegah
sisa panas terlepas. Dengan kata lain, sebagian besar danau, laut dan samudra
bumi akan menjadi es padat dengan lapisan air, barangkali sedalam beberapa
meter di atasnya. Bahkan ketika suhu udara meningkat, es di dasar tidak akan
pernah men-cair sepenuhnya. Dalam laut seperti itu, tidak akan terdapat
kehidupan, dan dalam sistem ekologi dengan laut mati, kehidupan di daratan juga
menjadi tidak mungkin. Dengan kata lain, jika air tidak “menyimpang” dan
berperilaku normal, planet kita akan menjadi dunia yang mati.
Mengapa air tidak
berperilaku normal? Mengapa air tiba-tiba mulai mengembang pada suhu 4oC,
setelah menyusut sebagaimana mestinya?
Itu adalah pertanyaan
yang tak seorang pun mampu menjawabnya.
Keringat dan
Penyejukan
Sifat air kedua dan
ketiga yang disebutkan di atas-panas laten yang tinggi dan kapasitas termal yang
lebih besar dari zat cair lain-juga sa-ngat penting bagi kita. Kedua sifat
tersebut merupakan kunci untuk fungsi tubuh yang penting namun jarang kita
pikirkan manfaatnya. Fung-si itu adalah berkeringat.
Benar, apa gunanya
berkeringat?
Untuk memahaminya,
Anda harus mendapatkan sedikit latar belakang. Semua mamalia memiliki suhu
tubuh relatif sama. Meskipun bervariasi, itu tidak terlalu mencolok dan suhu
tubuh mamalia berkisar antara 35o- 40oC. Suhu tubuh manusia sekitar 37oC dalam
kondisi normal. Ini merupakan suhu kritis dan mutlak harus dijaga agar tetap
konstan. Jika suhu tubuh Anda menurun hanya beberapa derajat, banyak fungsi
vi-tal tubuh akan gagal. Jika suhu tubuh meningkat meskipun hanya bebe-rapa
derajat, seperti yang terjadi ketika kita sakit, pengaruhnya bisa membahayakan.
Suhu tubuh yang bertahan di atas 40oC dapat membawa kematian.
Singkatnya, suhu tubuh
kita memiliki keseimbangan yang sangat kri-tis dan tidak memungkinkan variasi.
Akan tetapi, tubuh
kita memiliki masalah serius: tubuh aktif setiap saat. Semua gerak fisik,
seperti halnya gerak mesin, memerlukan produk-si energi untuk tetap aktif.
Namun kapan saja energi dihasilkan, panas selalu dikeluarkan sebagai produk
sampingan. Anda bisa melihatnya dengan mudah untuk diri sendiri. Letakkan buku
ini, dan lari sepuluh kilometer di bawah terik matahari dan lihat betapa
panasnya tubuh Anda.
Tetapi kenyataannya,
jika Anda memikirkannya, Anda akan menya-dari bahwa Anda sama sekali tidak
menjadi sepanas yang seharusnya.
Satuan panas adalah
kalori. Orang normal yang berlari 10 kilometer dalam satu jam akan menghasilkan
sekitar 1.000 kalori panas. Panas itu harus dilepaskan dari tubuh. Jika tidak,
Anda akan pingsan sampai koma sebelum Anda menyelesaikan kilometer pertama.
Namun bahaya tersebut
dihindari oleh sifat ketiga air.
Yang pertama adalah
kapasitas termal air. Artinya, untuk mening-katkan suhu air, diperlukan panas
yang tinggi. Tubuh kita terdiri atas 70% air, tetapi berkat kapasitas
termalnya, air itu tidak menjadi panas dengan cepat. Bayangkan sebuah gerakan
yang meningkatkan panas tubuh se-besar 10oC. Jika tubuh kita mengandung alkohol
alih-alih air, gerakan yang sama akan meningkatkan suhu tubuh 20oC, dan untuk
zat lain dengan kapasitas termal lebih rendah, keadaan bahkan akan lebih buruk:
menaikkan 50oC untuk garam, 100oC untuk besi, dan 300oC untuk timbal. Kapasitas
termal air yang tinggi lah yang mencegah terjadinya perubahan panas sebesar
itu.
Namun, bahkan kenaikan
10oC akan fatal, seperti telah disebutkan di atas. Untuk mencegahnya, sifat
kedua air-panas laten-berperan di sini.
Untuk menjaga tubuh
tetap sejuk terhadap panas yang dihasilkan, tubuh menggunakan mekanisme keringat.
Ketika kita berkeringat, air menyebar di permukaan kulit dan dengan cepat
menguap. Tetapi karena panas laten air sangat besar, penguapan itu membutuhkan
panas yang besar pula. Panas tersebut tentu saja diambil dari tubuh sehingga
kita tetap sejuk. Proses penyejukan ini begitu efektif sehingga terkadang
me-nyebabkan kita merasa kedinginan meskipun cuaca agak panas.
Karena itulah,
seseorang yang telah berlari sejauh sepuluh kilometer akan berkurang suhu
tubuhnya sampai 6oC sebagai akibat penguapan air satu liter saja. Semakin
banyak energi yang dikeluarkannya, semakin meningkat suhu tubuhnya, namun pada
saat yang sama, semakin banyak dia berkeringat dan menjadi sejuk. Di antara
faktor-faktor yang membuat sistem pengatur panas tubuh bekerja seluar biasa ini,
yang utama adalah sifat termal air. Tidak ada zat cair lain akan me-nyediakan
sistem pengeluaran keringat seefesien air. Contohnya, jika alkohol menggantikan
air, pengurangan panas hanya sebesar 2,2oC; bahkan pada amonia, hanya sebesar
3,6oC.
Terdapat aspek penting
lain dalam hal ini. Jika panas yang dilepaskan dalam tubuh tidak dibawa ke
permukaan, yaitu ke kulit, baik kedua sifat air maupun proses pengeluaran
keringat tidak akan berguna. Karena itulah struktur tubuh juga harus menjadi
penghantar panas yang baik. Pada poin inilah, satu lagi sifat penting air
berperan: Tidak seperti zat cair lainnya, air memiliki kapasitas sangat tinggi
untuk konduktivitas termal, yaitu kemampuan menghantarkan pa-nas. Karena alasan
ini, tubuh membawa panas yang dihasilkan di dalam-nya ke kulit. (Saluran darah
dekat kulit melebar untuk tujuan ini dan itulah sebabnya kita memerah ketika
terlalu panas.) Jika konduktivitas termal air berkurang separo atau
sepertiganya, laju penghantaran panas ke kulit akan jauh lebih lambat, dan ini
akan membuat bentuk kehidupan kompleks seperti mamalia tidak mungkin hidup.
Semua itu menunjukkan
bahwa tiga sifat termal air yang sangat berbeda bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang sama: mendinginkan tubuh makhluk hidup yang kompleks seperti manusia.
Air adalah zat cair yang dirancang khusus untuk tugas ini.
Sebuah Dunia Bersuhu
Sedang
Kelima macam sifat
termal air yang disebutkan dalam buku Hen-derson, The Fitness of Environment,
juga memainkan peran penting dalam menghasilkan iklim yang ramah dan seimbang
yang dimiliki bumi.
Panas laten dan
kapasitas termal air yang lebih besar dibandingkan zat cair lainnya adalah
penyebab air memanas dan mendingin lebih lam-bat daripada daratan. Pada
daratan, perbedaan suhu antara tempat ter-panas dan terdingin dapat mencapai
140oC: di laut, perbedaan tersebut paling banyak berkisar antara 15o-20oC. Situasi
serupa terdapat dalam perbedaan suhu di malam dan siang hari: pada lingkungan
gersang di daratan, perbedaan suhu bisa mencapai 20o-30oC; di laut,
perbedaannya tidak pernah lebih dari beberapa derajat. Dan tidak hanya laut
yang di-pengaruhi seperti ini: Uap air di atmosfer juga merupakan agen
keseim-bangan yang besar. Salah satu akibatnya adalah di daerah gurun di mana
uap air sangat sedikit, perbedaan antara suhu siang dan malam hari sangat
ekstrem sedangkan daerah di mana iklim laut dominan, perbeda-an tersebut lebih
kecil.
Volume
air yang sangat besar dalam lautan di bumi menjaga temperatur planet ini
tetap seimbang. Itulah sebabnya, perbedaan temperatur antara siang dan malam
sangat kecil di daerah dekat laut, terutama di sepanjang pantai. Di daerah
gurun jauh dari laut, perbedaan temperatur antara siang dan malam bisa
setinggi 40oC.
|
Berkat sifat-sifat
termal air yang unik, perbedaan suhu antara musim panas dan musim dingin atau
antara malam dan siang yang selalu konstan dalam batasan-batasan tertentu
sehingga manusia dan bentuk kehidupan lainnya dapat bertahan hidup. Jika
permukaan dunia kita memiliki air lebih sedikit daripada daratan, perbedaan
suhu antara ma-lam dan siang akan jauh lebih besar, bidang daratan yang luas
akan men-jadi gurun, dan kehidupan tidak mungkin ada, atau setidaknya, jauh
lebih sulit. Demikian pula, jika sifat termal air tidak seperti sekarang ini,
hasilnya adalah sebuah planet yang sangat tidak sesuai untuk kehidupan.
Disimpulkan,
sifat ini mempunyai tiga keutamaan. Pertama, sifat ini dengan kuat
menyeragamkan dan membatasi suhu bumi; kedua, sifat ini memung-kinkan
pengaturan suhu yang sangat efektif pada organisme hidup; dan ketiga, sifat ini
mendukung siklus meteorologis. Semua pengaruh tersebut benar-benar maksimum,
karena tidak ada zat lain dapat dibandingkan dengan air dalam hal ini.
Tekanan Permukaan yang
Tinggi
Sifat-sifat air yang
telah kita bahas sampai sekarang adalah sifat termal: yaitu sifat-sifat yang
berkaitan dengan panas. Air juga memiliki sejumlah sifat fisik yang ternyata
juga sangat tepat bagi kehidupan.
Salah satunya adalah
tegangan permukaan air yang sangat tinggi. “Tegangan permukaan” didefinisikan
sebagai sebuah perilaku permu-kaan-bebas dari zat cair untuk menyerupai kulit
elastis di bawah penga-ruh tegangan. Perilaku ini disebabkan oleh gaya tarik
antara molekul-molekul dalam permukaan zat cair.
Contoh terbaik
pengaruh tegangan permukaan dapat dilihat pada air. Bahkan tegangan permukaan
air sangat tinggi sehingga menyebab-kan beberapa fenomena fisik yang aneh
terjadi. Sebuah cangkir dapat menampung sejumlah air yang sedikit lebih tinggi
daripada tinggi cang-kir itu sendiri tanpa tumpah. Jarum besi yang secara
hati-hati diletakkan di atas permukaan air yang tidak bergerak akan mengambang.
Tanaman dirancang untuk memanfaatkan tegangan permukaan air yang tinggi. Berkat sifat ini, air dapat naik bermeter-meter bahkan sampai ke dedaunan di puncak pepohonan di hutan. |
Tegangan permukaan air
jauh lebih tinggi daripada tegangan per-mukaan zat cair lain. Beberapa
konsekuensi biologis dari sifat ini sangat penting dan ini tampak jelas
terutama pada tanaman.
Pernahkan Anda
bertanya-tanya bagaimana tanaman mampu mem-bawa air dari kedalaman tanah
bermeter-meter ke atas tanpa pompa, otot, atau semacamnya? Jawaban untuk
teka-teki ini adalah tegangan per-mukaan. Saluran dalam akar dan batang tanaman
dirancang untuk me-manfaatkan tegangan permukaan air yang tinggi.
Saluran-saluran ini semakin tinggi semakin mengecil dan menyebabkan air
“merayap ke atas” dengan sendirinya.
Yang memungkinkan
rancangan sempurna ini adalah tegangan per-mukaan air yang tinggi. Jika
tegangan permukaan air sama rendahnya dengan tegangan pada kebanyakan zat cair
lainnya, secara fisiologi tidak mungkin bagi tanaman besar seperti
pohon-pohonan untuk hidup di tanah kering.
Konsekuensi penting
lain dari tingginya tegangan permukaan air adalah peretakan batu. Karena
tegangan permukaannya, air bisa menem-bus ke celah-celah terdalam melalui
retakan-retakan terkecil di mana air membeku ketika suhu turun di bawah nol.
Seperti kita ketahui, air mem-punyai sifat tidak normal dengan mengembang
ketika membeku. Pengembangan ini menimbulkan tekanan di dalam batu yang
akhirnya menyebabkan batu pecah. Proses ini sangat penting karena melepaskan
mineral yang terperangkap dalam batu ke dalam lingkungan dan juga membantu
formasi tanah.
Sifat-Sifat Kimia Air
Di samping sifat-sifat
fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara
sifat-sifat kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang
baik: Hampir semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air.
Konsekuensi yang
sangat penting dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang
berguna yang terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh
sungai. Diperkirakan lima milyar ton zat di-bawa ke sungai setiap tahun.
Zat-zat tersebut penting bagi kehidupan laut.
Air
juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui.
Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada
tingkat yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang mem-buatnya berpotensi
merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang
tidak bereaksi kimia). Mengutip Michael Den-ton: “Tampaknya, seperti semua
sifatnya yang lain, reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun
geologisnya.”
Detail lain tentang
kesesuaian sifat-sifat kimia air untuk kehidupan selalu terungkap ketika para
peneliti menyelidiki zat tersebut lebih jauh. Harold Morowitz, seorang profesor
biofisika dari Universitas Yale, menyatakan:
Beberapa
tahun ke belakang telah menyaksikan studi yang berkembang tentang sebuah sifat
air yang baru dipahami (yaitu, konduktansi proton) yang ternyata hampir unik
bagi zat tersebut, merupakan unsur kunci transfer energi biologis, dan tentu
saja penting bagi asal usul kehidupan. Semakin dalam dipelajari, semakin
terkesan sebagian dari kami dengan kesesuaian alam dalam bentuk yang begitu
tepat.
Viskositas Ideal Air
Setiap kali kita
memikirkan zat cair, bayangan yang terbentuk dalam pikiran kita adalah zat yang
sangat cair. Kenyataannya, zat cair yang ber-beda memiliki tingkat viskositas
(kekentalan) yang berbeda: Kekentalan ter/aspal, gliserin, minyak zaitun, dan
asam sulfat, misalnya, sangat bervariasi. Dan jika kita bandingkan zat-zat cair
tersebut dengan air, perbedaannya menjadi lebih jelas. Air 10 juta kali lebih
cair daripada aspal, 1.000 kali lebih cair daripada gliserin, 100 kali lebih
cair daripada minyak zaitun, dan 25 kali lebih cair daripada asam sulfat.
Seperti yang
ditunjukkan oleh perbandingan singkat itu, air memiliki tingkat viskositas yang
sangat rendah. Bahkan, jika kita mengabaikan beberapa zat seperti eter dan
hidrogen cair, air ternyata berviskositas lebih kecil dari apa pun kecuali gas.
Apakah kekentalan air
yang rendah menguntungkan bagi kita? Akan berbedakah keadaan jika zat cair
vital ini memiliki kekentalan lebih besar atau lebih kecil? Michael Denton
menjawabnya untuk kita:
Kesesuaian air akan
berkurang jika kekentalan air lebih rendah. Struktur sistem kehidupan akan
bergerak jauh lebih acak di bawah pengaruh gaya-gaya deformasi jika kekentalan
air sama rendahnya dengan hidrogen cair…. Jika kekentalan air sangat lebih
rendah, struktur yang rawan akan mudah dikacaukan… dan air tidak akan mungkin
mendukung struktur mikroskopik rumit yang permanen. Arsitektur molekular sel
yang rawan mungkin tidak akan bertahan.
Jika
kekentalan lebih tinggi, gerak terkon-trol makromolekul yang besar dan
ter-utama struktur seperti mitokondria dan organel-organel kecil tidak akan
mung-kin, demikian pula proses-proses se-perti pembelahan sel. Semua aktivitas
penting sel akan membeku dengan efektif, dan jenis-jenis kehidupan seluler yang
jauh menyerupai yang biasa kita kenal akan tidak mungkin ada. Perkembangan
organisme yang lebih tinggi, yang secara kritis bergantung pada kemampuan sel
untuk bergerak dan merangkak dalam fase embriogenesis, pasti tidak mungkin
terjadi jika kekentalan air sedikit saja lebih tinggi dari kekentalan normal.
Kekentalan air yang
rendah tidak hanya penting untuk gerak seluler, namun juga untuk sistem
sirkulasi.
Kekentalan air yang rendah penting untuk semua makhluk hidup, bahkan tanaman. Pembuluh-pembuluh kecil daun yang tampak pada gambar di atas bisa mengangkut air karena air sangat cair |
Semua makhluk hidup
dengan ukuran tubuh lebih dari seperempat milimeter memiliki sistem sirkulasi
pusat. Hal ini karena pada ukuran le-bih dari itu, tidak mungkin makanan dan
oksigen didifusikan ke seluruh tubuh organisme. Artinya, makanan dan oksigen tidak
bisa lagi masuk secara langsung ke dalam sel, dan produk sampingannya pun tidak
bisa dibuang begitu saja. Ada banyak sel dalam tubuh sebuah organisme,
karenanya oksigen dan energi yang diambil tubuh perlu didistribusikan (dipompa)
ke tubuh melalui “saluran”; dan saluran lain diperlukan pula untuk mengangkut
buangan. “Saluran” ini adalah pembuluh vena dan arteri dalam sistem sirkulasi.
Jantung adalah pompa yang menjaga sistem ini agar terus bekerja, sementara zat
yang dibawa melalui “saluran” itu adalah cairan yang kita sebut “darah”, yang
sebagian besar merupakan air, (95 % dari plasma darah-materi yang tersisa
setelah sel darah, pro-tein, dan hormon telah dikeluarkan-adalah air.)
Itulah sebabnya
kekentalan air sangat penting agar sistem sirkulasi berfungsi efisien. Jika air
memiliki kekentalan seperti aspal misalnya, pas-ti tidak ada jantung organisme
yang dapat memompanya. Jika air memi-liki kekentalan minyak zaitun, yang lebih
kecil seratus juta kali daripada aspal, jantung mungkin bisa memompanya, namun
akan sangat sulit dan darah tidak akan pernah bisa mencapai miliaran kapiler di
seluruh pelosok tubuh kita.
Mari kita cermati
kapiler-kapiler tersebut. Tujuannya adalah memba-wa oksigen, makanan, hormon,
dan lain-lain yang penting bagi kehidup-an ke setiap sel di seluruh tubuh. Jika
sebuah sel berjarak lebih dari 50 mikron (satu mikron adalah satu milimeter
dibagi seribu) dari kapiler, maka sel tersebut tidak bisa memanfaatkan
“layanan” kapiler. Sel dengan jarak 50 mikron dari kapiler akan mati kela-paran.
Itulah sebabnya tubuh
manusia dicip-takan sedemikian rupa sehingga kapilernya membentuk jejaring yang
menjangkau se-mua sel. Tubuh manu-sia normal memiliki sekitar 5 miliar kapiler
yang panjangnya, jika dibentangkan, sekitar 950 kilometer. Pada se-bagian mamalia,
ada seba-nyak 3.000 kapiler dalam setiap satu sentimeter persegi jaringan otot.
Jika Anda menyatukan sepuluh ribu kapiler terkecil dalam tubuh manusia, hasil
jalinannya mungkin setebal isi pensil. Diameter kapiler bervariasi dari 3-5
mikron: sama dengan tiga sampai lima milimeter dibagi seribu.
Jika darah akan
menembus jalan sesempit itu tanpa terhambat atau melambat, maka darah harus
cair, dan berkat kekentalan air yang rendah, demikian adanya. Menurut Michael
Denton, jika kekentalan air sedikit saja lebih besar dari seharusnya, sistem
sirkuasi darah sama sekali tidak bermanfaat:
Sistem
kapiler akan bekerja hanya jika zat cair yang dipompa melalui seluruh tabungnya
memiliki kekentalan yang sangat rendah. Kekentalan rendah sangat penting karena
aliran berbanding terbalik dengan kekentalan… Dari sini mudah dilihat bahwa
jika kekentalan air memiliki nilai hanya be-berapa kali lebih besar dari
seharusnya, memompa darah melalui kapiler akan memerlukan tekanan besar, dan
hampir semua jenis sistem sirkula-si pasti tidak akan bekerja…Jika kekentalan
air sedikit lebih besar, dan kapiler terkecil berdiameter 10 mikron alih-alih 3
mikron, maka kapiler harus memenuhi hampir semua jaringan otot agar dapat
menyediakan oksi-gen dan glukosa dengan efektif. Jelas sekali rancangan bentuk
kehidupan makros-kopik tidak akan mungkin dan sangat terbatasi…. Maka tampaknya
keken-talan air harus demikian adanya agar menjadi perantara yang sesuai bagi
kehidupan.
Dengan kata lain,
seperti semua sifat lainnya, kekentalan air juga “dirancang khusus” untuk
kehidupan. Mencermati kekentalan zat-zat cair berbeda, kita lihat antara satu
zat dengan yang lain ada selisih hingga miliaran kali. Di antara miliaran itu
hanya ada satu zat cair dengan kekentalan yang diciptakan tepat seperti yang
diperlukan air.
dikemukakan firman
Allah dalam Al Quran:
“Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu meng-gembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An -Nahl, 16: 10-11) !
Sumber : idebagusku.com
No comments:
Post a Comment
Jika ada yang ingin disampaikan tentang isi blog ini, mohon kiranya berkenan untuk memberikan komentar di sini