Kesulitan ekonomi keluarga yang mengimpit, membuat Rina Paramita (39) terpaksa memilih bekerja ketimbang melanjutkan sekolah. Berbekal tekad yang kuat, ia mampu menjalani semuanya hingga menduduki posisi puncak yang unik. Sebuah posisi yang jarang dimiliki orang.
Tahukah Anda, ke mana harus melangkah jika akan memasang iklan radio di sebuah daerah yang baru didatangi? Atau bagaimana Anda mencari partner untuk membuat program aktivasi atau acara dalam mengelola komunitas? Nah, di Semarang ada sebuah biro yang mengerjakan itu semua, namanya Masima Solutions. Sebuah perusahaan grup Radio Prambors yang melirik pasar unik tadi.
Adalah Rina Paramita (39) atau Itta, perempuan aktif yang dipercaya oleh PT. RADIONET CIPTA KARYA untuk mengelola unit usaha itu. Lewat tangannya, banyak perusahaan berutang jasa kepadanya ketika memasang iklan di radio-radio di Jawa Tengah.
Tak Mampu Kuliah
Bukan awal yang mulus bagi seorang Itta untuk memulai semua. Ketika baru saja lulus SMA, ibunda nya, Patricia Lestari, berpesan agar putrinya itu dapat langsung bekerja selepas SMA karena beliau tak mampu lagi membiayai Itta untuk melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya.
Di usia yang masih 19 tahun, Itta pun bekerja sebagai resepsionis di sebuah radio lokal. Jika waktu kerja resepsionis lebih banyak malam hari, Itta memanfaatkan waktu di pagi hari untuk ikut berbagai les seperti Bahasa Inggris maupun akuntansi.
Setelah 3 bulan bekerja di radio, Itta ditawari menjadi traffic dan admin program. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Itta menunjukkan kesungguhan dan menerima posisi itu. Bahkan, ketika Itta harus mengerjakan beragam pekerjaan, ia tak mau mengeluh.
“Pokoknya, kerja apa saja, deh, meski serabutan, aku kerjakan,” kenangnya di masa itu.
Selama enam tahun tinggal di Magelang, Itta mulai membuktikan dedikasinya dalam bekerja. Atasannya lalu menawarinya promosi jabatan, namun mengharuskan Itta pindah ke Semarang.
“Sempat terpikir, wah aku tidak tahu sama sekali soal Semarang, dan benar-benar harus mengurus segalanya sendiri di sana. Dengan kata lain, harus mulai lagi dari nol,” kenang Itta mengenai kegusarannya ketika itu.
Itta benar-benar merasakan susah sedihnya mencari kantor baru, SDM dan sebagainya. Ketidak nyamanan akan perubahan yang drastis itu dirasakan Itta sebagai tantangan. Paling tidak, Itta merasa, ini perusahaan yang ia idam-idamkan selama ini.
Tak sia-sia, atasannya terus memberikan kepercayaan terhadapnya, bahkan ketika perusahaan membuat radio baru, Female Radio Semarang, yang bersegmen wanita, Itta dipercaya mengurus radio itu sejak 2005. Kemudian di tahun 2010, perusahaan meminta Itta mengelola perluasan usaha di bidang buying house (agency pemasang iklan di radio-radio),event management , dan costumer relation management dengan lingkup area Jawa Tengah.
Pengalaman Berharga
Bisa dibilang, selama meniti karir hingga mencapai puncak karier selama 20 tahun, Itta lebih banyak mengandalkan keterampilan yang didapat dari pengalaman. “Saya sangat setuju kalau banyak orang bilang, pengalaman adalah Guru paling berharga. Sebab, saya tahu ketika mulai bekerja, saya tidak punya bekal apapun,” aku Itta.
Tak banyak kiat sukses yang Itta terapkan untuk mencapai posisi hingga seperti sekarang. Itta hanya menitikberatkan dan mengedepankan niat serta semangat untuk terus belajar. Mengikuti semua proses adalah hal luar biasa yang Itta rasakan di dunia kerja. Dari tidak tahu, Itta menjadi mampu mengerjakan hingga meraih sukses.
Terkadang, pengalaman buruk juga menyertai perjalanan kariernya. Dimarahi atasan atau menghadapi tim kerja yang sangat kompleks, memang tidak pernah mudah. Namun, Itta merasakan itu semua sebagai pengalaman berharga yang membekalinya untuk mencapai puncak.
“Ibarat pohon cemara, semakin tinggi tumbuhnya, tantangannya pun semakin beragam!” tukasnya.
Ketika semua upaya yang sudah dilakukan dinilai memenuhi target, perjuangan dan perasan keringat yang dikeluarkan Itta rasanya terbayar lunas.
Keluarga Segalanya
Meski telah meraih posisi puncak di perusahaan tempatnya bekerja, tak membuat Itta melalaikan panggilan kodratnya sebagai wanita. Itta menganggap, keluarga di rumah tetap sebagai prioritas dalam hidupnya.
Di sela kesibukan yang super padat, mengelola tiga jenis usaha yang rumit sekaligus, Itta masih memprioritaskan waktu untuk keluarga kecilnya. “Keluarga itu seperti masterpiece buat saya. Mereka penyemangat kerja sekaligus obat capek. Saya merasa semakin semangat bekerja setelah mampu melayani mereka,” ungkap Itta penuh kerendahan hati.
Jika tak ada kegiatan di akhir minggu, Itta mengusahakan waktu yang berkualitas bersama kedua buah hatinya, Maulidita Kirana (10) dan Dava Wira Zenna (6). Bagi Itta, jangan menunggu waktu itu ada, tetapi harus selalu dibuat ada untuk keluarga.
Sedangkan untuk sang suami, Hendri Sujoko (43), yang berdinas sebagai anggota kepolisian, Itta tak mau menuntut terlalu banyak. Sebisa mungkin, Itta tak akan tak menyalahkan keadaan, bila keduanya tengah sangat sibuk dan tak punya banyak waktu untuk bertemu.
“Sebisa mungkin selalu positive thinking . Bekerja dengan hati, selalu tersenyum dan bersyukur karena pengalaman dan pengetahuan terus bertambah,” katanya.
No comments:
Post a Comment
Jika ada yang ingin disampaikan tentang isi blog ini, mohon kiranya berkenan untuk memberikan komentar di sini