Retensi
adalah kemampuan untuk mengingat materi (seperti: konsep-konsep,
teorema-teorema) yang telah dipelajari. Seperti ingatan, retensi sangat
menentukan hasil yang diperoleh siswa dalam proses belajarnya.
Menurut penelitian,
retensi terhadap rumus-rumus matematika memerlukan rangkuman. Dengan demikian
untuk mengenalkan materi matematika yang baru, perlu diberikan rangkuman materi
yang telah dipelajari yang menjadi dasar untuk mempelajari materi yang baru.
Apabila seseorang
belajar, maka setelah beberapa waktu lamanya apa yang dipelajarinya akan banyak
yang terlupakan dan apa yang diingat akan berkurang jumlahnya. Penurunan jumlah
materi yang diingat ini akan sangat cepat pada permulaan, selanjutnya penurunan
tersebut tidak lagi cepat.
Hasil
penelitian yang lain mengenai retensi menunjukkan:
a.
Materi
pelajaran yang bermakna akan lebih mudah diingat siswa dibandingkan dengan
materi yang tidak bermakna.
b.
Benda
yang jelas dan kongkret akan lebih mudah diingat siswa dibanding dengan yang
bersifat abstrak.
c.
Retensi
akan lebih baik untuk materi yang bersifat kontekstual.
d.
Tingkat
IQ tidak berkorelasi dengan retensi yang telah dipelajari siswa.
a.
Meyakini
bahwa kekompleksan respons yang diinginkan masih berada dalam batas kemampuan
siswa, dan masih berkisar pada apa yang telah dipelajari sebelumnya, ter-utama
dalam pendekatan pembelajaran konstruktivisme.
b.
Memberikan
latihan-latihan, baik yang dikerjakan secara kelompok maupun yang dikerjakan
secara individu, apabila respons akan
dipengaruhi oleh transfer positif.
c.
Membuat
situasi belajar yang jelas dan spesifik (misalnya: dengan menyertakan
kompetensi yang diharapkan dan pendekatan pembelajarannya), sehingga siswa
dapat mempelajari respons diskriminatif yang diinginkan.
d.
Membuat
situasi belajar yang relevan dan bermakna, dengan memilih model pembelajaran
yang cocok.
e.
Memberikan
penguatan terhadap respons siswa, misalnya dengan soal-soal yang “menantang,”
apabila dirasa perlu.
f.
Memberikan
latihan dan mengulang secara periodik (urutan waktu) dan sistematik (struktur
keilmuan dan tingkat kesukarannya).
g.
Memberikan
situasi belajar tambahan dimana siswa tidak hanya belajar materi baru, tetapi
juga diharuskan mengingat kembali pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.
h.
Mencari
peluang-peluang yang terdapat di dalam situasi belajar baru, dan
menghubungkannya dengan apa yang pernah dipelajari sebelumnya.
i.
Mengusahakan
agar materi/bahan ajar yang dipelajari bermakna dan disusun dengan baik,
misalnya dengan memberikan persoalan matematika yang kontekstual.
j.
Memakai
bantuan jembatan keledai (mnemonic), karena ini akan meningkatkan
organisasi bahan ajar yang dipelajari,
k.
Memberikan
resitasi karena ini akan meningkatkan praktik siswa,
l.
Membangun
struktur konsep yang jelas, misalnya dengan menggunakan alat peraga atau media
audiovisual. Dengan kata lain, perlu digunakan lebih dari satu indera di dalam
aktivitas belajar siswa.
Sumber yang dipakai buku apa ya?
ReplyDelete